perhatian internasional lebih dipusatkan pada segi keamanan yang
memang sangat penting bagi kebebasan penduduk setempat untuk
menentukan pilihan mereka. Namun, yang lebih penting adalah apakah
mereka mampu berdiri sendiri dan bagaimana potensi migas DI CELAH TIMOR yang sering disebut-sebut itu.
Para pengeritik gagasan gerakan kemerdekaan Timtim selalu memberi
alasan bahwa kedelapan ratus ribu penduduk Timtim yang sebagian
besar miskin itu tidak akan dapat berdiri sendiri di bidang
ekonomi namun pendapat demikian tidak memudarkan harapan banyak
penduduk daerah tersebut, bahwa minyak dan gas dari celah Timor
bukan hanya menolong tetapi akan memakmurkan mereka. Harapan
seperti iru mulai meluas di kalangan penduduk sejak tahun 1989
ketika Indonesia dan Australia setelah 11 tahun berunding
menandatangani perjanjian pembagian hasil minyak yang diperoleh
dari CELAH TIMOR. Pemerintah
kalau Timtim memilih untuk merdeka, nantinya bagian
hasil tersebut akan diambil alih oleh Timtim.
Sekarang ini setelah eksplorasi CELAH TIMOR yang kini telah
mencapai tahap produksi awal, pemerintah Indonesia dan Australia
telah mendapat royalti. Menurut para ahli perminyakan produksi
minyak di Celah TIMOR untuk saat ini sangat kecil dan baru
berproduksi secara efektif 10 tahun lagi, oleh karena itu, maha
guru hubungan internasional di Universitas Melbourne Australia
menyimpulkan Timtim tidak akan dapat mengandalkan CELAH TIMOR
untuk berdiri sendiri.
Sekarang ini anggaran belanja tahunan daerah Timtim di bawah
pemerintahanIndonesia sekitar US$ 108 juta yang sebagian besar
datang dariJakarta , ditambah US$ 4 juta dari hasil pertanian
setempat dan US$ 6,5 juta dari hasil perdagangan dan angkutan
setempat. Angka tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimana
pemerintah Timtim dapat menjalankan roda pemerintahan sekiranya
tanggal 30 Agustus nanti mereka memilih merdeka atau keesokan
harinya pemerintahIndonesia yang juga sedang menghadapai masalah
ekonomi menghentikan pendanaan sama sekali. Walaupun beberapa
negara, sepertiBrasil , Portugal dan Australia sudah menjanjikan
akan memberikan bantuan, namun itu masih janji belaka. Berapa
besar dan kapan janji itu akan dipenuhi masih belum diketahui
pemerintahan
datang dari
setempat dan US$ 6,5 juta dari hasil perdagangan dan angkutan
setempat. Angka tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimana
pemerintah Timtim dapat menjalankan roda pemerintahan sekiranya
tanggal 30 Agustus nanti mereka memilih merdeka atau keesokan
harinya pemerintah
ekonomi menghentikan pendanaan sama sekali. Walaupun beberapa
negara, seperti
akan memberikan bantuan, namun itu masih janji belaka. Berapa
besar dan kapan janji itu akan dipenuhi masih belum diketahui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar