BEM VINDO KMANEK WAIN BA ITA BOT NIA HAKBESIKAN MAI,dezkulpa e brigado...ABC
Powered By Blogger

Rabu, 06 Juli 2011

PULAU FLORES

Pulau Flores, terletak di antara garis lintang selatan 8°4' dan 8° 58', dan di antara garis bujur timur 119° 48' dan 123° 1'30', terbentang sepanjang 360 km, di sebelah Barat laut Australia. Flores merupakan salah satu pulau di wilayah Indonesia timur, termasuk dalam jajaran kepulauan Nusa Tenggara yang diantaranya termasuk pulau Timor dan Sumba.
Dalam sudut pandang geodinamika, Flores yang di bagian utara dibatasi oleh cekungan Flores dan di bagian selatan dibatasi oleh cekungan Savu, merupakan busur magmatik dengan 13 gunung berapi yang masih aktif. Disamping itu, Flores merupakan wilayah dengan aktivitas kegempaan cukup tinggi (gempa yang terjadi pada 12 Desember 1992 dengan kekuatan 7,5 skala Richter).
Analisis stratigrafik dan magmatik (geokronologi, geokimia) memperlihatkan bahwa Flores adalah sebuah pulau « muda » yang kemungkinan terbentuk pada Oligosen akhir atau lebih tepatnya pada Miosen tengah. Secara ditil, dapat dibedakan adanya dua siklus sebagai berikut :
  • siklus Oligosen ? - Miosen tengah-atas, dicirikan :
  • - oleh poros volkanik Timur-Barat (Formasi Kiro) yang berdasarkan penasabahan radiometrik dari 17 conto batuan magmatik berumur absolut berkisar antara 16 Ma dan 8,4 Ma (Burdigalian akhir hingga Totrtonian tengah) dan 1 conto batuan magmatik berumur 27,7 Ma dan 25,7 Ma (Oligosen akhir) ;
  • - oleh endapan volcano-sedimenter dan batuan sedimen, heterokron, dengan kandungan mikrofauna rombakan (« reworked fossils »). Meskipun demikian, kita dapat membedakannya, dari bawah ke atas sebagai Formasi Nangapanda terdiri dari endapan turbidit dan tuf berumur Miosen tengah, Formasi Bari terdiri dari batugamping neritik hingga batugamping terumbu berumur Miosen tengah sampai atas, Formasi Laka terdiri dari batugamping kapuran serta tuf dengan batuapung, berumur Miosen atas.
  • siklus Miosen akhir-PlioQuaternair dengan didominasi batuan volkanik dimana dari 13 conto batuan magmatik, dengan 2 diantaranya batuan grano-dioritik, menunjukkan umur absolut yang berkisar dari 6,7 Ma sampai 1,2 Ma.
Analisa geokimia (elemen utama dan elemen jejak) dari ke dua siklus tersebut di atas memperlihatkan bahwa keduanya merupakan magmatisme orogenik busur kepulauan yang berkaitan dengan subduksi. Flores dalam hal ini merupakan penghujung timur dari busur magmatik Sunda yang membentang dari Barat ke Timur, mulai dari Sumatra, Java, Bali, Lombok dan Sumbawa.
Dari sudut pandang regional dan temporal, busur magmatik Flores bermula pada saat busur magmatik Sumba mengakhiri aktivitasnya. Pada kala Oligosen, Sumba meninggalkan posisinya di busur magmatik untuk selanjutnya berada pada posisi cekungan muka-busur luar, dan semenjak itulah Flores muncul menggantikannya sebagai busur magmatik.
Pada Plio-Kuarter, lempeng kontinental australian, berasal dari selatan, mulai bertumbukan (kolisi) dengan lempeng eurasian di bagian timur yakni di pulau Timor. Meskipun demikian, awal tumbukan tersebut terlihat di bagian barat, di wilayah telitian, sekalipun berada pada zona subduksi, yakni ditandai dengan adanya pengangkatan (sureksi) Sumba dan dijumpainya sejumlah sesar mendatar berpasangan serta adanya sesar naik (« back-arc thrusting »), di cekungan sebelah utara Flores yang dikenal sebagai « laut Flores », mengabsorbsi sebagian « pemendekan » yang terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Timor-Leste
"Berikanlah sedikit suara anda dan berikanlah sebnyak mungkin telinga anda"

Pengikut

Powered By Blogger