Dalam sudut pandang geodinamika, Flores yang di bagian utara dibatasi oleh cekungan
Analisis stratigrafik dan magmatik (geokronologi, geokimia) memperlihatkan bahwa
- siklus Oligosen ? - Miosen tengah-atas, dicirikan :
- - oleh poros volkanik Timur-Barat (Formasi Kiro) yang berdasarkan penasabahan radiometrik dari 17 conto batuan magmatik berumur absolut berkisar antara 16 Ma dan 8,4 Ma (Burdigalian akhir hingga Totrtonian tengah) dan 1 conto batuan magmatik berumur 27,7 Ma dan 25,7 Ma (Oligosen akhir) ;
- - oleh endapan volcano-sedimenter dan batuan sedimen, heterokron, dengan kandungan mikrofauna rombakan (« reworked fossils »). Meskipun demikian, kita dapat membedakannya, dari bawah ke atas sebagai Formasi Nangapanda terdiri dari endapan turbidit dan tuf berumur Miosen tengah, Formasi Bari terdiri dari batugamping neritik hingga batugamping terumbu berumur Miosen tengah sampai atas, Formasi Laka terdiri dari batugamping kapuran serta tuf dengan batuapung, berumur Miosen atas.
- siklus Miosen akhir-PlioQuaternair dengan didominasi batuan volkanik dimana dari 13 conto batuan magmatik, dengan 2 diantaranya batuan grano-dioritik, menunjukkan umur absolut yang berkisar dari 6,7 Ma sampai 1,2 Ma.
Analisa geokimia (elemen utama dan elemen jejak) dari ke dua siklus tersebut di atas memperlihatkan bahwa keduanya merupakan magmatisme orogenik busur kepulauan yang berkaitan dengan subduksi. Flores dalam hal ini merupakan penghujung timur dari busur magmatik Sunda yang membentang dari Barat ke Timur, mulai dari Sumatra, Java, Bali, Lombok dan Sumbawa .
Dari sudut pandang regional dan temporal, busur magmatik Flores bermula pada saat busur magmatik Pada Plio-Kuarter, lempeng kontinental australian, berasal dari selatan, mulai bertumbukan (kolisi) dengan lempeng eurasian di bagian timur yakni di pulau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar