BEM VINDO KMANEK WAIN BA ITA BOT NIA HAKBESIKAN MAI,dezkulpa e brigado...ABC
Powered By Blogger

Kamis, 07 Juli 2011

STIMULASI

                                           
              Macam_macam dari sistem produksi minyak dan gas bumi


                                         1.sistem tenaga (power sistem)

Sistem tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua subkomponen utama, yaitu :

1. Power suplay equipment


Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-mesin besar, yang dikenal dengan "prime mover" (penggerak utama). Tenaga yang dihasilkan tersebut digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut :

• sirkulasi lumpur,
• hoisting, dan
• rotary drill string.

2. Distribution (transmission) equipment


Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga dari penggerak utama, yang diperlukan untuk suatu operasi pemboran. Sistem distribusi (transmisi) yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu sistem transmisi mekanis dan sistem transmisi listrik (electric). Rig tidak akan berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh tidak mencukupi. Oleh sebab itu diusahakan tenaga yang hilang karena adanya transmisi atau distribusi tersebut dikurangi sekecil mungkin, sehingga kerja mesin akan lebih efisien.


Sistem tenaga yang dipasang pada suatu unit operasi pemboran secara prinsip harus mampu memenuhi keperluan-keperluan sebagai berikut :


• fungsi angkat,

• fungsi rotasi,
• fungsi pemompaan, dan
• fungsi penerangan.



a. Menghitung keperluan tenaga untuk fungsi angkat


Tenaga dari fungsi angkat dari motor melalui transmisi, drawwork, drilling cable dan sistem takel yang terdiri dari crown block dan travelling block diteruskan ke rangkaian pipa bor.


Maka, rendemen total antara motor dan hook :


• Conventiser : 0,7 - 0,8

• Transmisi : 0,88
• Drawwork : 0,90
• Takel : 0,87 untuk 8 kabel dan 0,85 untuk 10 kabel

sehingga, rendemen total untuk 10 kabel adalah


0,75 x 0,88 x 0,90 x 0,85 = 0,505


Tenaga untuk fungsi pengangkatan harus mampu untuk melayani pemboran sampai kedalaman limit pada kondisi ekonomis.


                       2.Sistem pengankatang (hoisting sistem)

 Sistem pengangkatan dalam pemboran memegang peranan yang sangat penting, mengingat bahwa sistem pengangkatan ini adalah sistem yang mendapat beban, baik beban vertikal maupun horizontal.

Beban vertikal yang dialami berasal dari beban menara itu sendiri, beban drill string, casing string, tegangan dari fast line, beban karena tegangan deadline serta beban dari blok-blok. Sedangkan beban horizontal berasal dari tiupan angin yang mana hal ini sangat terasa mempengaruhi beban sistem pengangkatan pada pemboran di lepas pantai (off shore).


Sistem pengangkatan terdiri dari dua sub komponen, yaitu:


1. Struktur penyangga (supporting structure)

2. Peralatan pengangkatan (hoisting equipment)

2. STRUKTUR PENYANGGA


Struktur penyangga (rig), adalah suatu kerangka sebagai platform yang berfungsi sebagai penyangga peralatan pemboran. Kerangka ini diletakkan di atas titik bor. Fungsi utamanya untuk trip, serta untuk menahan beban yang terjadi akibat peralatan bor itu sendiri maupun beban dari luar.


Stuktur penyangga terdiri dari :


• Substructure,

• Lantai bor (rig floor), dan
• Menara pemboran (drilling tower).

Untuk menara pemboran, ada dua tipe menara :


• Type standart (derrick), dan

• Type portable (Mast).


                        3.SISTEM PEMUTAR (ROTATING SISTEM)
Fungsi utama sistem pemutar adalah untuk memutar rangkaian pipa bor dan memberikan beban (beratan) pada bagian atas dari pahat selama operasi pemboran berkangsung. Selain itu peralatan putar juga berfungsi untuk menggantungkan rangkaian pipa bor yaitu dengan slip yang dipasang (dimasukkan) pada rotary table ketika disambung atau melepas bagian-bagian drill pipe.

Sistem pemutar ini terdiri dari tiga sub komponen utama, yaitu :

1. Peralatan putar (rotary assembly)
2. Rangkaian pipa bor
3. Mata bor atau pahat (b

 PERALATAN PUTAR
Peralatan putar ditempatkan pada lantai bor di bawah crown block dan diatas lubang. Peralatan putar terdiri dari Meja putar, Master bushing, Kelly bushing, dan Rotary Slip.

a. Meja putar


Meja putar (rotary table) berfungsi untuk :


• Meneruskan gaya putar dari drawwork ke rangkaian pipa bor melalui kelly bushing dan kelly.

• Menahan pipa bor dalam lubang pada saat penyambungan atau pelepasan pipa bor dilakukan.
Tenaga dari prime mover disalurkan ke rotary table dengan dua cara, yaitu :
• Dengan menggunakan rantai melalui drawwork.
• Langsung dari prime mover dengan belt.

b. Master bushing


Master bushing merupakan bagian dari rotary table yang berfungsi sebagai kedudukan kelly bushing atau rotary slip.


c. Kelly bushing


Kelly bushing berfungsi untuk meneruskan tenaga putardari rotary table ke rangkaian pipa bor selama operasi pemboran berlangsung.


d. Rotary Slip


Rotary slip akan berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor pada saat dilakukan penyambungan ataupun pelepasan bagian rangkaian pipa bor. Pemasangannya dilakukan dengan cara memasukkannya ke dalam master bushing.

                            4.sistem sirkulasi
Tujuan utama dari sistem sirkulasi pada suatu operasi pemboran adalah untuk mensirkulasikan fluida pemboran (lumpur bor) ke seluruh sistem pemboran, sehingga lumpur bor mampu mengoptimalkan fungsinya.

Sistem sirkulasi pada dasarnya terdiri dari empat komponen, yaitu :

1. Fluida pemboran (lumpur bor),
2. Tempat persiapkan ,
3. Peralatan sirkulasi, dan
4. Conditioning area.

2. LUMPUR PEMBORAN (DRILLING FLUID, MUD)


Fluida pemboran merupakan suatu campuran cairan dari beberapa komponen yang dapat terdiri dari : air (tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay), bahan-bahan kimia, gas, udara, busa maupun detergent. Di lapangan fluida dikenal sebagai "lumpur" (mud).


Lumpur pemboran merupakan faktor yang penting serta sangat menentukan dalam mendukung kesuksesan suatu operasi pemboran. Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan dan biaya pemboran sangat tergantung pada kinerja lumpur pemboran.


Fungsi lumpur dalam suatu operasi pemboran antara lain adalah sebagai berikut :


1. Mengangkat cutting ke permukaan.

2. Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string.
3. Memberi dinding lubang bor dengan mud cake.
4. Mengontrol tekanan formasi.
5. Membawa cutting dan material-material pemberat pada suspensi bila sirkulasi lumpur dihentikan sementara.
6. Melepaskan pasir dan cutting dipermukaan.
7. Menahan sebagian berat drill pipe dan cutting (bouyancy efect).
8. Mengurangi effek negatif pada formasi.
9. Mendapatkan informasi (mud log, sampel log).
10. Media logging.

2.1. Komposisi lumpur pemboran.


Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis formasi yang ditembus oleh mata bor.


Ada dua hal penting dalam penentuan komposisi lumpur pemboran, yaitu :

• Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju penembusannya.
• Semakin berat dan kental suatu lumpur pemboran, semakin mudah untuk mengontrol kondisi dibawah permukaan separti masuknnya fluida formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai "kick"). Bila keadaan ini tidak dapat diatasi maka akan menyebabkan semburan liar (blowout).
                              5.sistem pencegahan semburan liar
Fungsi utama dari sistem pencegahan semburan liar (BOP System) adalah untuk menutup lubang bor ketika terjadi “kick”. Blowout terjadi karena masuknya aliran fluida formasi yang tak terkendalikan ke permukaan. Blowout biasanya diawali dengan adanya “kick” yang merupakan suatu intrusi fluida formasi bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi blowout bila tidak segera diatasi.
Rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP System) terdiri dari dua sub komponen utama yaitu Rangkaian BOP Stack, Accumulator dan Sistem Penunjang.

1. Rangkaian BOP Stack.


Rangkaian BOP Stack ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur langsung dibawah rotary table pada lantai bor.


Rangkaian BOP Stack terdiri dari peralatan sebagai berikut :


• Annular Preventer.

Ditempat paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer berisi rubber packing element yang dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
• Ram Preventer.
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.

Jenis ram preventer yang biasanya digunakan antara lain adalah :


1. Pipe ram

Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa borberada pada lubang bor.
2. Blind or Blank Rams
Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak berada pada lubang bor.
3. Shear Rams
Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga lubang bor kosong ( open hole ), digunakan terutama pada offshore floating rigs.
• Drilling Spools.
Drilling spolls adalah terletak diantara preventer. Drilling spools berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line ( yang mengsirkulasikan “kick” keluar dari lubang bor ) dan kill line ( yang memompakan lumpur berat ). Ram preventer pada sisa-sisanya mempunyai “cutlets” yang digunakan untuk maksud yang sama.
• Casing Head ( Well Head ).
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai fondasi BOP Stack.
                        6.sistem peyemenan cementing sistem I

Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu operasi pemboran. Berhasil atau tidaknya suatu pemboran, salah satu diantaranya adalah tergantung dari berhasil tidaknya penyemenan sumur tersebut. Peralatan penyemenan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

(1). Peralatan di atas permukaan ( Surface Equipment )

(2). Peralatan di bawah permukaan ( Sub-surface Equipment )

2. PERALATAN DI ATAS PERMUKAAN


Peralatan penyemenan di atas permukaan meliputi :


a. Cementing Unit


Adalah merupakan suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.


Cementing unit terdiri dari :


- Tanki semen

Untuk menyimpan semen kering.
- Hopper
Untuk mengatur aliran dari semen kering agar merata.
- Jet mixer
Untuk mengatur semen kering dan air yang ditempatkan bersama-sama dalam hopper, sehingga akan menghasilkan bubur semen yang benar-benar homogen.
- Motor penggerak pompa dan pompa
Berfungsi untuk memompa bubur semen.
Jenis-jenis cementing unit :
1. Truck mounted cementing unit
2. Marine cementing unit
                          7.sistem penyemenan (cementing sistem II)

Penyemenan suatu sumur merupakan salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam suatu operasi pemboran. Berhasil atau tidaknya suatu pemboran, salah satu diantaranya adalah tergantung dari berhasil atau tidaknya penyemenan sumur tersebut.
Penyemenan sumur secara integral, merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam suatu operasi pemboran, baik sumur minyak maupun gas. Semen ter-sebut digunakan untuk melekatkan rangkaian pipa selubung dan mengisolasi zona produksi serta mengantisipasi adanya berbagai masalah pemboran.

Perencanaan penyemenan meliputi :


• Perkiraan kondisi sumur (ukuran, tem-peratur, tekanan, dsb.)

• Penilaian terhadap sifat lumpur pem-boran
• Pembuatan suspensi semen (slurry de-sign)
• Teknik penempatan
• Pemilihan peralatan, seperti centralizers, scratchers, dan float equipment

Program perencanaan penyemenan secara tepat, merupakan hal pokok yang akan mendukung suksesnya operasi pemboran.


Pada dasarnya operasi penyemenan bertujuan untuk :


1. Melekatkan pipa selubung pada dinding lubang sumur,

2. Melindungi pipa selubung dari masalah-masalah mekanis sewaktu operasi pem-boran (seperti getaran),
3. Melindungi pipa selubung dari fluida formasi yang bersifat korosi, dan
4. Memisahkan zona yang satu terhadap zona yang lain dibelakang pipa selu-bung.

1.1 KOMPONEN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SEMEN


Komponen utama semen Portland diperlihatkan oleh Tabel 1. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa C3S dan C2S merupakan komponen utama. C3S memiliki laju hidrasi yang paling tinggi dan berpengaruh pada sifat ketahanan semen secara keseluruhan. C2S merupakan komponen yang tidak begitu reaktif dan berpengaruh pada peningkatan kekuatan semen secara bertahap. C3A berpengaruh pada pengerasan awal karena sifat hidrasinya yang cepat. C4AF hampir sama dengan C3A akan tetapi sangat tergantung pada temperatur dan persentase additif.
                       
                          8.sistem peralatan penunjang

Fishing job adalah pekerjaan dalam teknik pemboran yang mana pekerjaan ini berhubungan dengan pengambilan kembali alat-alat / potongan-potongan alat ke permukaan. Alat yang jatuh harus secepatnya diambil karena semakin lama semakin sulit diambil karena tertutup cutting atau mud cake dan lainnya. Kerugian dalam pekerjaan ini adalah rig timernya semakin panjang dan ini tentunya akan menambah biaya pemboran.

Kejadian ini tidak jarang terjadi pada operasi pemboran karenanya harus selalu hati-hati dan selalu mengontrol peralatan misalnya bit yang sudah tumpul harus segera diganti dan juga WOB yang tidak terlalu besar yang mengakibatkan drill string patah. Apabila alat ini tidak dapat diambil maka harus diadakan pemboran side tracking dan lubang tidak dapat diteruskan lagi.

Sistem peralatan penunjang lainnya yang penting adalah Kunci-kunci, Casing hanger, serta Fishing tools (alat-alat pemancing)

1.1. KUNCI-KUNCI

Peralatan-peralatan yang termasuk dalam kategori ini, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kunci Wilson (Make Up and Break Out Tongs)
Digunakan pada waktu menyambung/melepas sambungan rangkaian pipa bor, digantung pada menara bor dan bekerja secara mekanis.
2. Power Tongs
Fungsinya sama dengan kunci Wilson, tetapi bekerja secara hidrolis atau elektris.
3. Kunci-kunci dan rantai.
4. Tali henep
Merupakan tali yang digunakan untuk memperkeras/melepas sambungan rangkaian pipa bor. Tali henep ini dililitkan pada cathead.

                        9.Sistem peralatan pemboran lepas pantai

Sistem peralatan pemboran lepas pantai pada prinsipnya adalah merupakan perkembangan dari sistem peralatan pemboran darat, maka metode operasi lepas pantai membutuhkan teknologi yang baru dan biaya operasi yang mahal, karena kondisi lingkungan laut berbeda dengan kondisi lingkungan darat.

Peralatan mutlak yang harus ada dalam operasi pemboran lepas pantai adalah sebuah strutur anjungan (platform) sebagai tempat untuk meletakkan peralatan pemboran dan produksi. Berbagai macam anjungan telah dibuat, seperti anjungan permanen (fixed) yang terdiri diatas kaki-kaki beton bertulang. Jenis ini umumnya digunakan pada laut dangkal dan pada lapangan pengembangan sehingga dapat sekaligus menjadi anjungan pemboran dan produksi.


Berbagai hambatan alam yang harus diatasi bagi pengoperasian unit lepas pantai. Hambatan tersebut antara lain : angin, ombak, arus dan badai. Khusus untuk unit terapung yang amat peka terhadap pengaruh kondisi laut, maka menciptakan peralatan khusus, yaitu peralatan peredam gerak oscilsi vertikal akibat ombak dan peralatan pengendalian posisi pada unit terapung. Untuk pengendalian posisi pada unit terapung dikenal dengan mooring system dan sistem pengendalian posisi dinamik . Sedangkan untuk mengatasi gerak vertikal keatas dan kebawah umumnya digunakan Drill String Compensator (DSC).


Operasi pemboran lepas pantai dimulai dari pengembangan teknologi pemboran darat dengan menggunakan casing conduktor yang ditanam atau dibor dan disemen, kemudian meningkat dengan digunakan mud-line suspention system, dan terus meningkat dengan menggunakan riser system. Penggunaan BOP konventional terus dimodifikasi agar mampu beroperasi di bawah air. Kondisi lingkungan laut berpengaruh terhadap pemilihan jenis platform.


10.SISTEM KESELAMATAN PRODUKSI


Sistem keselamatan/keamanan produksi didalam industri minyak dan gas bumi adalah sangat memegang peranan penting dimana menyangkut aspek peralatan dan manusia, telah diterangkan pada bahagian sebelumnya faktor lain yang sangat terkait misalnya kehilangan jam kerja ataupun kehilangan aset perusahaan, oleh karena itu disini akan dibahas secara simpel/dasar masalah-masalah tersebut diatas.


Di dalam industri minyak dan gas bumi atau dikenal dengan hydrokarbon, untuk proses produksi dibutuhkan alat-alat produksi misalnya seperti :


• Wellhead/ X-Mas Tree (Kepala Sumur).

• Test Separator (Bejana Pemisah).
• Pipeline (Pipa penyalur).
• Well Subsurface Equipment (Peralatan Bawah Sumur).

Peralatan fasilitas produksi seperti yang tersebut diatas berguna sebagai alat transportasi minyak dari reservoir ke fasilitas permukaan, dipisahkan dengan separator dan dibersihkan lalu diukur dan dikirim melalui jalur pipa ke tempat lain.

  1. Wellhead dan X-Mas Tree
    Wellhead / X-Mas Tree (Kepala Sumur) adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk:
    • Memisahkan/menahan rangkaian casing & tubing.
    • Memisahkan tekanan annulus yang satu dengan yang lain.
    • Memisahkan tekanan annulus dengan tubing.
    • Tempat duduk X-mas tree, yang terdiri dari rangkaian beberapa valve seperti SV 1(Safety Valve 1), SV2, MV (Master Valve) dan Top Valve.
    Mengatur/mengontrol aliran pada waktu aliran fluida produksi dan tekanan dari dalam reservoir.

    Biasanya di kepala sumur ini dipasang alat-alat keselamatan untuk menjamin dalam pengoperasiannya, seperti alat-alat monitor tekanan (pressure gauge), ini perlu dikenal sebelum membuka ataupun menutup valve-valve tersebut (lihat gambar-gambar wellhead & X-Mas Tree).

    Seorang operator produksi biasanya bekerja di daerah kepala sumur senantiasa memperhatikan prosedur-prosedur kerja, sebelum dan sesudah menutup salah satu valvenya. Yang perlu diperhatikan didalam bekerja di lapangan minyak adalah bekerja dengan Tekanan dan Temperatur Tinggi.
    Sehingga perlu diperhatikan setiap aktifitas yang berkaitan dengan alat-alat produksi dan dapat membahayakan keselamatan pekerja itu sendiri. Perhatikan instruksi ataupun prosedur kerja yang telah dibuat oleh pegawai yang berwenang agar senantiasa mematuhinya, apabila ingin melakukan diluar instruksi ataupun prosedur mintalah ijin atau petunjuk dari pegawai yang berwenang. Jangan sekali-sekali membuka & menutup valve di kepala sumur tanpa prosedur kerja ataupun ijin dari atasan yang berwenang.

    2. Test Separator (Bejana Pemisah Fluida)

    Adalah suatu suatu bejana yang berfungsi untuk memisahkan gas, fluida minyak, kondesat dan air.

    Ada 2 macam separator adalah sebagai berikut :

    • 2 phase separator.
    2 phase separator berguna untuk memisahkan semua cairan dari gas.
            
                            Inflow Performance Relationship (IPR)
            Produktivity index yang diperoleh secara langsung maupun secara teoritis hanya merupakan gambaran secara kwalitatif mengenai kemampuan suatu sumur untuk berproduksi. dalam kaitannya dengan perencanaan suatu sumur, ataupun untuk melihat kelakuan suatu sumur untuk berproduksi, maka harga PI dapat dinyatakan secara grafis, yang disebut dengan grafik Inflow Performance Relationship (IPR). Berdasarkan definisi produktivity index, maka variabelnya adalah laju produksi (q) dan tekanan aliran dasar sumur (Pwf).
Dengan persamaam diatas maka inflow performance relationship terdidi dari :
1. Dasar Pemilihan Metode Produksi
          Untuk memilih salah satu metoda produksi yang optimum, maka sebagai dasar pemilihan metoda produksi yang perlu diperhatikan adalah :
      1. karakteristik (kondisi) reservoir.
      2. karakteristik lubang sumur
  2. Karakteristik Reservoir
      Kondisi reservoir merupakan salah satu faktor penting dalam pemilihan merode produksi. Kondisi reservoir yang sangat mempengaruhi pemilihan metode produksi, adalah kondisi batuan dan karakteristik fluda reservoir serta produktifitas sumurnya.
   A.  Kondisi Batuan Reservoir
      Seperti diketahui bahwa di dalam suatu reservoir, kemungkinan terdapat lapisan produktif lebih dari satu, perhitungannya berbeda dengan lapisan produktif yang satu, terutama diperlukan harga rata-ratanya. Adanya lapisan produktif yang lebih dari satu, maka akan mempengaruhi komplesi sumurnya.
   B. Karakteristik Fluida Reservoir
      Data karakteristik fluida reservoir yang mempengaruhi metode produksi yaitu viskositas dan specific gravity. Untuk viskositas minyak yang tinggi, biasanya waktu diproduksikan ikut terbawa pasir atau padatan lainnya, sehingga apabila dipergunakan plungr fits (rongga antara plunger dan core barrel) yang kecil, maka plunger akan cepat aus. Untuk itu apabila viskositas tinggi, maka sebaiknya digunakan plunger fits yang besar, sehingga efisiensi pompa akan tinggi. Untuk minyak dengan specific gravity tinggi (oAPI minyak rendah), bisanya sering terjadi penyumbatan pada lubang-lubang kecil (port) pompa, sehingga akan menaikan gradien tekanan aliran dan akan mengakibatkan kenaikan tenaga pompa untuk mengangkat fluida (minyak) ke permukaan.
3. Kondisi lubang sumur produksi
 Kondisi lubang bor akan sangat mempengaruhi didalam pemilihan metode produksi yang optimum dan sesuai. Kondisi lubang bor yang dimaksud adalah kedalaman sumur, kemiringan lubang bor, diameter casing dan komplesi sumurnya.
4. Macam-macam Metode Produksi
      Metode pengangkatan fluida dari dasar sumur ke permukaan disesuaikan dengan tekanan reservoirnya. Bila tekanan reservoir mampu mengangkat fluida reservoir ke permukaan, maka dapat diterapkan metode pengangkatan sembur alam. Tetapi apabila tekanan reservoir sudah tidak mampu lagi mengangkat fluida reservoir ke permukaan, maka metode yang diterapkan adalah metode pengangkatan buatan (artificial lift). Ada berbagai jenis metode artificial lift, diantaranya yaitu : Gas Lift, Pompa Angguk (Sucker Rod) dan Pompa Reda (ESP).
5. Metode Sembur Alam
      Apabila tekanan reservoir cukup besar sehingga mampu mendorong fluida reservoir dari reservoir ke permukaan, maka sumur yang memproduksi dengan cara demikian disebut dengan sumur sembur alam. Keadaan demikian umumnya hanya ditemui pada masa permulaan produksi dan ini tidak dapat dipertahankan karena adanya penurunan tekanan reservoir.
6.  Metode Produksi Pengangkatan Buatan (Artificial Lift)
Selama berlangsungnya produksi tekanan reservoir akan mengalami penurunan. Bila pada suatu saat tekanan reservoir sudah tidak mampu lagi untuk mengalirkan minyak sampai permukaan atau laju aliran yang dihasilkan sudah sangat tidak ekonomis lagi, maka untuk mengangkat minyak dari dasar sumur digunakan cara yang disebut pengangkatan buatan atau artificial lift. 

            




Dengan metoda Inflow Performance Relationship (IPR) dibuat untuk
melihat indeks produktifitas sumur. Dengan membuat grafik IPR dapat diperkirakan
produksi sumur setelah perekahan. Apabila perkiraan produksi sumur kandidat setelah
perekahan hidraulik tidak menunjukkan hasil yang signifikan, maka sumur tersebut tidak
perlu melakukan perekahan hidarulik.
      Kriteria dari perekahan hidraulik
- Sumur dikomplesi pada zone yang masih produktif
- Zone produktif terisolasi dengan baik
- Tekanan statik reservoir masih cukup besar
- Sumur masih berproduksi secara sembur alam (kontinyu/berkala)
- Aliran fluida reservoir mengalami hambatan (diperkirakan sumur mengalami kerusakan
formasi yang cukup parah)

        kriteria IPR dari peramalan produktivitas sumur satu fasa
         pada resorvoir dengan bottom- water adalah:

1. Periksa plot tekanan tidak berdimensi terhadap
   waktu tidak berdimensi yang menghasilkan
   kemiringan 1.151 pada periode early transient.
   Hal ini berlaku untuk aliran fasa tunggal dan fasa ganda.
2. Periksa plot kurva peramalan IPR dan IPR tidak
   berdimensi untuk reservoir tanpa mekanisme
   pendorong yang membentuk sudut 45
3. Periksa material balance error; dalam proses
    perhitungan simulator, toleransi mutlak yang
    telah ditentukan pada harga tekanan saturasiyang dihasilkan adalah rata-rata antara 105-104

 Formation Damage maksudya adalah

Terjadi akibat konduktifitas Fluida di sekitar lubang sumur berkurang akibat turunnya permebilitas dari permeabilitas formasinya.

  Usaha-usaha yang dilakukan untuk menangulangi kerusakan formasi dengan baik harus diketahui dahulu dengan pasti penyebab kerusakan formasi . apabila kerusakan formasi yang terjadi karena adanya permeabilitas yang terlalu kecil yang disebabkan oleh akibat dari operasi pemboran, komplesi, perforasi, dan stimulasi maka dapat dilakukan stimulasi yaitu dengan acidizing atau hydraulic fracturing ( HF ). Hydraulic fracturing adalah merupakan upaya untuk memperbesar permeabilitas batuan dengan cara merekahkan batuan dengan tekanan tertentu sehingga minyak dapat mengalir dengan baik karena permeabilitas batuan akan menjadi lebih besar dari sebelumnya.Acidizing adalah merupakan upaya untuk memperbesar permeabilitas batuan dengan cara melarutkan batuan dengan zat-zat kimia tertentu sehingga dapat memperbesar permeabilitas batuan.

3 komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Timor-Leste
"Berikanlah sedikit suara anda dan berikanlah sebnyak mungkin telinga anda"

Pengikut

Powered By Blogger